Asas Pacta Sunt Servanda dalam Perjanjian


Asas Pacta Sunt Servanda dalam Perjanjian

Asas Pacta Sunt Servanda dalam Perjanjian

Pacta Sunt Servanda merupakan salah satu asas pokok dalam perjanjian. Secara etimologi pacta sunt servanda berasal dari bahasa latin yang artinya “janji harus ditepati”.itulah mengapa asas ini disebut sebagai asas kepastian hukum dalam perjanjian.

Dalam hukum positif Indonesia, asas ini bermakna “setiap perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”.

Contohnya si A membuat perjanjian jual beli dengan si B, maka perjanjian jual beli tersebut dapat berlaku sebagai undang-undang bagi si A dan si B, jadi jika seandainya ada salah satu pihak yang ingkar atau atau tidak memenuhi isi perjanjian tersebut maka bisa diklasifikasikan sebagai tindakan melanggar janji atau wanprestasi.

Dalam Hukum Indonesia pengaturan tentang asas pacta sunt servanda dapat dilihat pada pasal 1338 ayat (1) dan (2) KUHPerdata yang bunyinya :

  1. Semua perjanjian dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
  2. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang.

Jadi, para pihak yang melakukan perjanjian harus mematuhi perjanjian yang mereka buat, perjanjian yang sudah dibuat tidak boleh diputuskan atau dibatalkan sepihak tanpa kesepakatan bersama.

Jika ada salah satu pihak yang ingkar atau tidak melaksanakan isi perjanjian yang telah disepakati bersama, maka pihak lainnya bisa mengajukan gugatan wanprestasi untuk memaksa pihak yang melanggar perjanjian itu tetap menjalankan perjanjian yang telah disepkati.