Asas Kebebasan Berkontrak dan Itikad Baik


Asas Kebebasan Berkontrak dan Itikad Baik

Asas Kebebasan Berkontrak dan Itikad Baik

Berdasarkan asas kebebasan berkontrak yang tercantum dalam Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata, suatu perjanjian yang dibuat secara sah, mengikat sebagai Undang-Undang bagi para pihak yang membuatnya.

Pasal 1331 KUHPerdata menyatakan :

“Orang-orang yang di dalam pasal yang lalu dinyatakan tidak cakap, boleh menuntut pembatalan perikatan-perikatan yang telah mereka perbuat dalam hal-hal dimana kekuasaan itu tidak dikecualikan dalam undang-undang.

Dapat disimpulkan bahwa KUH Perdata tidak melarang bagi seseorang untuk membuat perjanjian dengan pihak manapun yang dikehendaki. Undang-undang hanya menentukan bahwa orang-orang tertentu tidak cakap untuk membuat perjanjian. Setiap orang bebas untuk memilih pihak dengan siapa membuat perjanjian, asalkan pihak tersebut bukan pihak yang tidak cakap untuk membuat perjanjian.

Ruang lingkup asas kebebasan berkontrak meliputi :

  1. Kebebasan untuk membuat atau tidak membuat perjanjian
  2. Kebebasan untuk memilih pihak dengan siapa ia ingin membuat perjanjian
  3. Kebebasan untuk menentukan atau memilih causa dari perjanjian yang akan dibuatnya
  4. Kebebasan untuk menentukan obyek perjanjian
  5. Kebebasan untuk menentukan bentuk suatu perjanjian
  6. Kebebasan untuk menerima atau menyimpangi ketentuan Undang-Undang yang bersifat opsional.